Pinjami Aku Satu Hari

Pinjami Aku Satu Hari
Gambar ilustrasi

Sekarang aku sendiri, menunggu ujian. Suami/istri belahan jiwa pun pergi. Anak..., yang di tubuhnya mengalir darahku..., juga pergi. Apalagi sahabatku..., kawan dekat..., rekan bisnis... Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka. Menyesal pun..., tiada berguna. Taubat tak lagi diterima. Minta maaf..., tak lagi didengar.. Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...

Ya Allah, kalau boleh..., Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu.
Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka yang telah merasakan kedzalimanku. Yang susah dan sedih karena ulahku, yang aku sakiti hatinya, yang telah aku bohongi.

Ya Allah..., berikan aku satu hari saja untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta, demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan. Maafkan aku, Mama..., Papa..., Aku sungguh ingin sujud memohon ridlo mereka. Maafkan aku. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih Atas apa yang mereka korbankan untukku.

Ya Allah..., pinjamkan satu hari saja, yang akan aku gunakan setiap detiknya untuk ruku' dan sujud kepada-Mu, beramal shalih dengan tulus, menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalanMu. Menyesaaaaal... sekali rasanya Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia. Bahkan Al Qur'an firmanMu dengan malas-malasan kubaca. Andai kubisa putar ulang waktu itu..., Tapi..., aku telah dimakamkan hari ini...

Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap senti tubuhku yang kini kaku, Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam. Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malakul maut. Sakit...., sakit sekali... Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini... Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga, Nyeri..., panas..., masih terasa. Dagingku pun terasa terlepas dari tuangkan. Duhai..., kerasnya tarikan malakul maut itu...

Seandainya aku masih bisa bercerita..., Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup. Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak... Andai saja mereka tahu... Baru beberapa saat dalam gelap... Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku... Tanah kuburku masih gembur. Baru saja aku ditidurkan sendirian. Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit. Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat. Aku ngeri... Mereka terus menghimpitku dengan kejam. Aku ingin berteriak..., tapi tak mampu... Tubuhku remuk, rusukku bertindihan, Organ-organ dalamku hancur. Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang Sholih. Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini? Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini? Oh..., andaikan aku bisa keluar dari sini...

* * *

Subhanallaah.... Semoga kita semua dijadikan orang-orang yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sehingga kelak di mudahkan dalam menghadapi sakarotul maut dan mati dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama