“Seluruh muslimah di Patani memakai jilbab, jika ada perempuan tidak berjilbab, maka dia orang Budha!” tandas Zakariya, Aktivis Hak Asasi Manusia, kepada Islampos di Patani, tiga tahun yang lalu.
Meski stigma Islam sebagai teroris dilancarkan, Muslimah Patani pantang untuk melepas jilbab. Dalam segala aktivitas, jilbab menjadi bagian tak terpisahkan bagi mereka.
“Jilbab adalah ajaran Islam. Dan Melayu adalah Islam. Jika ada orang Melayu tidak pakai jilbab, berarti dia bukan orang Melayu,” tandas Zakariya yang pernah mendapat delapan tusukan dari tentara Thailand.
Bahkan dalam penelusuran ke Mahad Al Bithath Ad-Diniyah, Islampos menemukan lautan jilbab dari para pelajar. Pihak Mahad memang mewajibkan setiap pelajar putri untuk mengenakan jilbab lebar hingga menutupi dada.
“Ini adalah pakaian Syar’i untuk muslimah,” kata staff pengajar, Abdullah, di Mahad yang menampung 6000 pelajar tersebut.
Sumber: dari sini