Ary Media - Hanya perlu menghitung hari untuk mencapai penghujung 2017. Selama 356 hari, telah terjadi banyak peristiwa astronomi yang menarik.
Pada 14 Desember 2017, kita telah menyaksikan hujan meteor geminids pada pukul 21.00 hingga pukul 04.00 pagi hari berikutnya. Selain itu, pada 3 Desember 2017 supermoon penuh pertama dan terakhir kalinya di 2017 terjadi.
Fenomena langit menarik masih bisa disaksikan pada tahun 2018. AkhirJanuari 2018 misalnya, akan terjadi fenomena super langka.
Bulan yang terbit pada malam 31 Januari 2018 adalah bulan purnama, bulan biru, bulan super alias supermoon, sekaligua bulan yang akan mengalami gerhana. Empat fenomena sekaligus itu jarang terjadi.
Bulan purnama terjadi setiap 29,5 hari sekali. Pada jarak terdekatnya dengan bumi (titik perigee), bulan tampak lebih besar.Itulah penyebab munculnya fenomena supermoon.
Karena siklusnya setiap 29,5 hari sekali, dalam satu bulan kalander masehi bisa terjadi dua kali bulan purnama. Pada Januari 2018, bulan purnama pertama jatuh pada tanggal 1 Januari 2018 dan yang kedua pada 31 Januari 2018.
Purnama kedua dalam bulan yang sama secara populer disebut bulan biru. Meskipun demikian, warna bulan tentu tidak menjadi biru.
Saat bulan purnama kedua tersebut, posisi bumi berada antara matahari dan bulan. Pada akhirnya, bulan menghalangi bulan dari matahari, menyebabkan gerhana. Saat gerhana, bulanakan berwarna merah menyerupai darah.
Berdasarkan analisis Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), fenomena gerhana sekaligus tiga lainnya itu bisa disaksikan dari Indonesia.
Awal gerhana terjadi pada pukul 17.51 WIB. Wilayah Indonesia bagian barat akan melewatkan tahap awal ini. Namun, saat puncak gerhana sekitar pukul 20.51 WIB, seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikannya.
Karena langka, jangan sampai melewatkan empat fenomena bulan sekaligus ini. Semoga malam itu juga cuaca Indonesia cerah.
Sumber: dari sini