Ary Media - Dua tahun berturut-turut, Gerhana Matahari Total menyelimuti kegelapan di sebagian wilayah Indonesia pada 2016 dan Amerika Serikat pada 2017. Fenomena itu akan berlanjut, namun bedanya kali ini berwujud Gerhana Bulan Total.
Secara ilmiah, Gerhana Matahari Total adalah peristiwa sejajarnya Matahari ditutupi Bulan hingga menggelapkan sebagian wilayah di Bumi dan itu terjadi pada siang hari.
Sedangkan Gerhana Bulan Total terjadi tatkala posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berbaris sempurna dan ini berlangsung malam hari.
Dikutip dari IBTimes, Kamis (28/12/2017) Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, 31 Januari 2018 akan terjadinya Gerhana Bulan Total.
Pada saat itu, wilayah sebagian barat Amerika Serikat akan semakin gelap dengan terjadinya fenomena alam tersebut. Selain itu, Gerhana Bulan Total juga akan menyambangi Asia, Pasifik, dan Australia.
NASA menyebutkan, Gerhana Bulan Total ini akan berlangsung tiga jam 23 menit. Namun fase totalnya terjadi selama satu jam 16 menit.
Berbeda dengan Gerhana Matahari, saat Gerhana Bulan tidak ada pantangan untuk menyaksikannya. Sebab, cahaya yang dipancarkan tidak seterang saat kondisi siang hari. Dengan demikian, ketika melihat Gerhana Bulan Total tidak memerlukan peralatan khusus.
Sumber: dari sini