Ary Media, Grobogan - Gadis bernama Aries Susanti Rahayu (23 tahun), telah mengharumkan nama bangsa. Gadis asal Dusun/Desa Taruman, RT 1 RW 4, Kecamatan Klambu, Grobogan ini baru saja berhasil menjadi juara dunia panjat tebing. Seperti apa kesaksian kedua orang tuanya?
Di IFSC World Cup di Chongqing, China, yang berakhir pada Minggu (6/5/2018) malam, Aries Susanti Rahayu atau yang akrab dipanggil Ayu di lingkungan keluarganya, menyumbangkan medali emas untuk nomor speed world record. Di babak final, ia mengalahkan Elena Timofeeva dari Rusia dengan catatan waktu 7,51 detik berbanding 9,01 detik.
Minggu malam lalu sekitar pukul 23.00 WIB, telepon seluler ibunda Ayu, Maryati (46) berdering. Dan rupanya ada panggilan masuk dari China. "Bu, Alhamdulilah aku juara. Matur nuwun (terimakasih) doanya," ungkap Maryati menirukan suara anaknya saat itu.
Mendengar kabar dari anak gadisnya itu, Maryati pun menangis sejadi-jadinya. Tangisan penuh haru itu pecah memenuhi rumah petani sederhana yang tinggal di dekat hutan di Taruman, Klambu, tersebut. Hanya kalimat singkat yang diucapkan Maryati kepada sang juara. "Selamat ya. Alhamdulilah."
Saat ditemui detikcom di rumahnya, Sabtu (12/5/2018), Maryati mengatakan selalu berpesan kepada Ayu agar terus menyeimbangkan usaha dan doa demi cita-citanya. "Wiridnya terus, sholatnya dijaga, latihan yang keras. Doa dari bapak ibu juga selalu kami panjatkan," ucap Maryati.
Ayu, yang merupakan Mahasiswi semester 4 Universitas Muhammadiyah Semarang itu memang selalu rutin berkomunikasi dengan kedua orang tuanya selama mengikuti kejuaraan maupun ketika dia masih berada di mes latihan Yogyakarta.
Ayahanda Ayu, S Sanjaya (55), bangga dengan prestasi anak bungsunya itu. Sanjaya yang sedang bekerja di Surabaya, segera pulang kampung demi bisa berbagi kegembiraan bersama keluarga. "Mungkin pertengahan Romadlon, Ayu baru bisa pulang ke rumah," ucap Sanjaya.
Sanjaya mengatakan, apa yang telah didapat Ayu adalah anugerah dan buah dari kerja keras. Sejak kecil, Ayu sudah senang berolahraga, selain memiliki kegemaran memanjat pohon. "Senang manjat-manjat pohon. Khawatir, iya. Saya hanya pesan, yang penting hati-hati. Biar tidak jatuh," kenangnya.
Bakat yang dimiliki gadis kelahiran 21 Maret 1995 itu mulai terlihat ketika masih duduk di bangku SMP 1 Grobogan. Suparjo, guru olahraganya waktu SMP, melihat potensi besar Ayu di bidang atletik dan panjat tebing.
"Kemampuan atletiknya bagus. Saya dan Pak Yuli, sesama guru olahraga, ikut mengarahkan agar Ayu berlatih panjat tebing. Dasar atletiknya sudah bagus. Itu amat menunjang kemampuan Ayu memanjat," kata Suparjo saat bertandang di rumah Ayu.
Benar saja, Ayu berprestasi di bidang ateltik dan panjat tebing. Telah terdapat sekitar 41 penghargaan baik atletik, maupun panjat tebing yang berhasil diraihnya. Puluhan medali disimpan di bawah kaca meja. Sejumlah piala juga menghiasi ruang tamu rumah orang tuanya.
Saksikan video Ayu berikut ini;
Tags:
Olahraga