Ary Media, Surabaya - Saat hajatan Koferensi Wilayah (Konferwil) NU Jatim yang dilangsungkan akhir bulan ini, akan terjadi gejala alam yakni gerhana bulan total (GBT). Ini juga sebagai pemberitahuan agar masyarakat mengisi waktu tersebut dengan amalan yang telah dianjurkan.
Lewat surat edaran No. 64/LFNU.II/L/VII/2018, Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LF PWNU) Jawa Timur menyampaikan beberapa hal terkait gerhana bulan total tersebut.
"Berdasarkan almanak hisab di LFNU Jatim, diperkirakan akan terjadi gerhana bulan total pada hari Sabtu Wage tanggal 15 Dzulqa'dah 1439 H yang bertepatan dengan 28 Juli 2018 M," kata Ketua LF PWNU Jatim KH Shofiyulloh, Selasa (24/7).
Kiai Shofiyulloh menerangkan, peristiwa GMB tersebut akan berlangsung mulai pukul 01:24:25 WIB sampai pukul 05:19:03 WIB.
Dari seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Australia, gerhana bisa disaksikan mulai tengah malam sampai pagi. Sementara dari wilayah Argentina, Chili, Uruguay, Paraguay, Peru, Bolivia Brazil, Venezuela, Ekuador, Kolumbia, Equador dan Suriname, gerhana ini bisa disaksikan sejak sore hari.
"Adapun untuk kawasan Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Alaska dan Green Land tidak bisa menyaksikan gerhana bulan ini karena wilayah tersebut dalam keadaan siang hari," jelas Gus Shofi, sapaan akrabnya.
"Berdasarkan sunnah Rasulullah SAW, kami menganjurkan kepada umat Islam untuk membaca takbir, melaksanakan shalat sunnah gerhana bulan saat terjadinya gerhana, berdoa kepada Allah SWT dan bersedekah," kata A. Afif Amrullah.
Sekretaris LF PWNU Jatim ini mengemukakan shalat sunnah gerhana bulan dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah di masjid sebelum atau setelah shalat jamaah Subuh. "Tentunya shalat tersebut dilakukan lewat tata cara khusus yang penjelasannya ada di kitab kuning, serta dilanjutkan khutbah," urainya.
Secara khusus, dosen di Universitas Sunan Giri (Unsuri) Sidoarjo ini berharap LF PCNU se-Jawa Timur diharapkan agar bertindak aktif melakukan edukasi dan mengajak umat Islam melakukan kegiatan tersebut. "Bila memungkinkan melakukan pengamatan gerhana bulan untuk kepentingan pengembangan ilmu falak atau astronomi," ungkap alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut.
Bahkan secara khusus, LFNU Jatim akan menyelenggarakan nonton bareng (nobar) gerhana bulan total ini. "Kami akan bekerjasama dengan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya untuk menyelenggarakan nobar, shalat qiyamul lail dan shalat gerhana bulan," pungkas Afif.