Ary Media, Jakarta - Setelah meninggal, manusia mesti kembali kepada Tuhannya. Namun terlebih dahulu ia akan memasuki alam kubur. Di alam kubur inilah, malaikat Munkar dan Nakir akan mendatangi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam kubur yang kesemuanya harus dijawab oleh si mayit.
Dalam tanya-jawab inilah penentuan nasib si mayit ke depannya. Kalau di tahap ini gagal, ia akan sengsara di kubur hingga hari Kiamat tiba. Ia akan mengalami berbagai macam siksa kubur yang dahsyat dan mengerikan. Lebih-lebih nanti pada hari Kiamat.
Mengingat tanya-jawab di kubur adalah hal yang hebat, maka setiap manusia perlu mempersiapkannya sejak masih hidup. Bahkan jika perlu, manusia melakukan suatu upaya agar ia bisa termasuk orang-orang yang dikecualikan dari pertanyaan dua malaikat yang hebat itu. Demikian disebutkan Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin dalam karyanya Busyrol Karim.
والسؤال لكل مكلف إلا من استثني كالأنبياء والشهداء والصديق والمرابط والمبطون وملازم قراءة تبارك أو حم السجدة كل ليلة والميت بالطاعون أو يوم الجمعة وكذا كل شهيد كما قاله القرطبي. ومن لايسأل في قبره لايعذب فيه. وكل مؤمن يوفق للجواب ولو عاصيا ولو بعد تلجلج.
Artinya, pertanyaan malaikat di kubur, berlaku bagi setiap mukallaf kecuali orang yang dibebaskan. Mereka yang dibebaskan misalnya para nabi, syuhada, siddiq, penjaga di perbatasan daerah musuh, wafat karena sakit perut, orang yang melazimkan bacaan surat “Tabarok” atau “Haa Miiim As-Sajdah” setiap malam, mereka yang mati diserang penyakit sampar, atau mereka yang wafat hari Jum’at. Demikian berlaku bagi orang mati syahid. Demikian disebutkan Al-Qurthubi.
Orang yang tidak ditanya Munkar-Nakir, tidak akan disiksa di kuburnya. Setiap orang beriman meskipun bermaksiat, akan diberi taufiq untuk menjawab pertanyaan malaikat. Akan tetap diberi taufiq kendati setelah tergagap-gagap saat ditanya.
Oleh sebab itu, sebaiknya manusia betul-betul mempersiapkan sejak dini masa depannya untuk di dunia, di alam barzakh, maupun di akhirat kelak. Dengan memiliki persiapan yang cukup, insya Allah masa depan sekurang-kurangnya bisa lebih sejahtera. Wallahu A’lam.