Antasari Azhar menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman di LP Tangerang, Kamis (10/11)
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar meminta Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono berhenti mengeluh ihwal banyaknya berita bohong atau hoax yang beredar di media massa.
Menurut Antasari, SBY lebih baik membantu pengungkapan kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang membuatnya dipenjara sejak 2010 lalu. Saran itu, kata Antasari, sebaiknya dilakukan SBY berkicau di media sosial Twitter.
"Ada hal yang begitu penting daripada mengeluh begitu. Saya justru minta bantuan SBY kalau beliau ingin cuit-cuitan bantu ungkap kasus saya, siapa pelaku sesungguhnya (pembunuh Nasrudin), begitu," kata Antasari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (23/1).
Antasari memandang cuitan SBY di Twitter ihwal berita hoax hanya membuat khawatir masyarakat. Padahal, menurutnya saat ini negara sedang dalam keadaan tidak kacau.
Dalam Twitter-nya, Jumat (20/1) lalu, SBY menyatakan heran melihat kondisi negara yang dipenuhi berita palsu saat ini. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar 'hoax' berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*," tulis SBY saat itu.
Antasari pun meminta SBY membantu pengungkapan kasus pembunuhan Nasrudin karena Ketua Umum Demokrat itu disebut tahu seluk-beluk perkara tersebut.
"Kapan negara ini kacau, orang enggak kacau kok, mendingan dia buka kasus saya. Dia tahu di era saya," katanya.
Antasari keluar dari penjara setelah dihukum 18 tahun penjara sejak 2010 setelah divonis bersalah karena mendalangi pembunuhan Nasrudin. Ia dibebaskan bersyarat tahun lalu setelah menjalani hukuman tujuh tahun lebih.
Pembunuhan Nasrudin terjadi pada 15 Maret 2009, saat Antasari masih menjabat sebagai Ketua KPK. Saat itu dari hasil penyidikan diketahui, Antasari menjadi dalang pembunuhan Nasrudin karena motif cinta segitiga.
Antasari dituding mengirimkan SMS bernada ancaman kepada Nasrudin beberapa waktu sebelum ia tewas ditembak. Namun Antasari membantah pernah mengirimkan SMS yang berbunyi, “Maaf permasalahan ini hanya kita saja yang tahu. Kalau sampai terbongkar, Anda tahu konsekuensinya.”
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly pernah mengatakan mencium aroma tak sedap dalam kasus pembunuhan Nasrudin. Aroma tak sedap itu muncul dalam berkas perkara dan pertimbangan hukum yang menjerat Antasari.
"Saya orang hukum, saya merasakan something smelly, agak ada amisnya," kata Yasonna di Tangerang Selatan, 26 November lalu.
Sumber: dari sini
BACA JUGA