Gusdurian Apresiasi Kunjungan Istibsyaroh ke Israel

Gusdurian Apresiasi Kunjungan Istibsyaroh ke Israel
Tidak semua sorotan miring terlontar atas pertemuan yang dilakukan oleh Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia, Istibsyaroh, dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin. Ada juga yang mengapresiasi karena yang disampaikan Istibsyaroh kepada Presiden Rivlin mengandung pesan-pesan perdamaian.

Apresiasi tersebut disampaikan, di antaranya, oleh para pengagum Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Gusdurian), Aan Anshari. Diketahui, saat menjabat Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Gus Dur berhubungan apik dengan Israel dalam hal perdamaian dunia. Saat menjadi Presiden RI hingga lengser, Gus Dur kerap berkunjung ke Israel untuk misi tersebut. Langkahnya itu juga mengundang kontroversi.

Menurut Gus Aan, panggilan Aan Anshari, kunjungan Istibsyaroh dan rombongan ke Israel bernilai positif, yakni untuk mempromosikan perdamaian dan menegakkan keadilan bagi yang tertindas. Dia lantas merujukkan pendapatnya pada sikap Gus Dur terhadap Israel.

“Sebagai pengagum Gus Dur, saya meyakini dua nilai dasar yang disebarkan Gus Dur. Yaitu kemanusiaan dan persaudaraan,” katanya kepada VIVA.co.id pada Sabtu, 21 Januari 2017.

Memang, lanjut mantan Koordinator Gusdurian Jawa Timur itu, antara Indonesia dengan Israel tidak terjalin hubungan diplomatik. Karena itu tidak diperkenankan pejabat negara melakukan lawatan resmi ke Israel.

“Tapi Bu Istibsyaroh ke sana, kan, atas nama pribadi. Itu yang harus dihormati, karena hak setiap orang berkunjung ke mana saja,” ucap Gus Aan.
Hal yang lebih penting, papar Koordinator Jaringan Islam Antidiskriminasi Jatim itu, adalah sejauh mana tujuan kunjungan tersebut yang bertujuan untuk menginisiasi terjadinya dialog-dialog perdamaian dengan berbagai pihak. “Bangsa ini butuh banyak dialog, bukan caci-maki, apalagi hoax,” kata Gus Aan.

Sebelumnya, pertemuan Istibsyaroh bersama rombongan total sembilan orang dengan Presiden Israel dipermasalahkan oleh sebagian pengurus MUI, di antaranya, oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, Muhyidin Junaidi. Dia menyoal kunjungan itu dengan alasan Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu, Israel dipandangnya sebagai penjajah. “Sebaiknya beliau (Istibsyaroh) mundur dari MUI,” katanya.

Istibsyaroh sendiri kepada mengaku diajak oleh kenalannya di Dewan Hubungan Australia/Israel dan Yahudi (AIJAC) untuk mengunjungi Yerusalem. Dia mau karena langsung terpikir ingin menjejakkan kaki di Masjidil Aqsha. Berangkat dari 10 Januari 2017, dia mengikuti sejumlah kegiatan lintas agama selama sepekan dan berakhir di rumah Presiden Israel.

Istibsyaroh mengaku tidak diberitahu sebelumnya oleh panitia akan berkunjung ke rumah Presiden Rivlin. Kadung berada di sana, dia pun berbicara ketika diminta untuk menerangkan tentang keadaan Indonesia.

“Saya bilang, Indonesia itu luas, terdiri tujuh belas ribu lebih pulau. Ada enam agama (dianut warga Indonesia). Meski beda-beda agama, tapi tetap bersatu untuk NKRI. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda satu tujuan. Itu saja yang saya sampaikan,” ujarnya.

Sumber: dari sini

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama