Jangan Sampai Gadget Butakan Mata Dan Hati

Jangan Sampai Gadget Butakan Mata Dan Hati
Gambar Ilustrasi

Bismillahirrahmanirahim

Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam. Sholawat, salam, dan berkah, semoga Alloh Limpahkan kepada hamba dan rosul-Nya; Nabi kita Muhammad beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.

Amma ba’du. Nikmat terbesar yang telah Alloh Karuniakan kepada kaum muslimin adalah hidayah Islam dan pembebasan dari kegelapan menuju cahaya. Hidayah Islam merupakan nikmat yang tidak dapat dibandingkan dengan nikmat apa pun. Di antara nikmat terbesar yang Alloh Karuniakan kepada seorang Muslim, setelah Islam, ialah nikmat akal dan kesehatan.

Maka, sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh ‘Azza wa Jalla atas nikmat ini ialah menggunakan nikmat tersebut dalam rangka taat kepada Alloh dan untuk hal-hal yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain itu, juga tidak menggunakan nikmat ini untuk bermaksiyat kepada Alloh dan untuk hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian serta celaka di dunia dan akhirat.

Akhir-akhir ini, penggunaan gadget adalah suatu hal yang sangat marak dan lumrah. Ini akan merupakan nikmat bila dimanfaatkan untuk kebaikan, dan akan dapat mengundang bencana bila digunakan untuk keburukan. Orang berakal, yang ingin menasehati diri sendiri, ialah yang hanya menggunakan barang-barang tersebut untuk kebaikan di dunia dan akhirat, seperti: untuk komunikasi yang mudah dan menimba ilmu yang bermanfaat.

Sedangkan penggunaan gadget untuk selain tujuan di atas, yang dapat menimbulkan madharat bagi seorang muslim di dunia dan akhirat, maka wajib untuk dihindari. Hal ini agar ia selamat dari penyakit buta mata dan hati. Ini mengingat bahwa cahaya yang berasal dari ponsel (dan semisalnya) dapat menurunkan kemampuan mata atau ketajaman penglihatan, bila penggunaannya dengan intensitas yang tinggi. Bahkan, terkadang bisa menyebabkan kebutaan; hilangnya nikmat mata.

Lebih daripada itu, gadget juga akan bisa menyebabkan buta hati. Hal yang bisa menyebabkan seorang muslim terkena berbagai macam penyakit syahwat yang dapat merusak akhlak dan penyakit syubhat yang dapat merusak akal. Alloh ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan akan bahaya buta hati melalui firman-Nya:

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

“Sebab, bukanlah mata yang menjadi buta, tetapi hati yang ada di dalam dadalah yang menjadi buta” (Qs. Al Hajj: 46).

Maksudnya adalah, kebutaan yang menimpa hati adalah kebutaan hakiki yang menyebabkan kerugian di dunia dan akhirat. Dan hal ini disebabkan karena meninggalkan jalan petunjuk dan meniti jalan kesesatan, sebagaimana yang telah Alloh kisahkan tentang kaum Nabi Shaleh:

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى

“Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk,“ (Qs. Fushshilat: 17).

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia menjadi tertipu, yaitu: sehat dan waktu luang.” (Hr. Bukhari, no. 6412).

Riwayat Hadits diatas merupakan hadits pertama dalam Kitab Raqa’iq dari Shahih Bukhari. Maknanya, barangsiapa yang memanfaatkan kesehatan dan waktu luang untuk hal-hal yang dapat mendatangkan kebaikan maka akan beruntung. Dan barangsiapa yang memanfaatkannya untuk hal-hal selain itu maka ia tertipu dan rugi. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai sedangkan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang berbau syahwat”. (Hr. Bukhari, No. 6478 dan Muslim, No. 7130 dengan lafazhnya).

Maksudnya, jalan menuju surga itu sulit dan melelahkan; butuh perjuangan melawan setan dan hawa nafsu yang selalu menyuruh pada keburukan. Oleh karen itu, seorang muslim haruslah bersabar dalam ketaatan meskipun terasa berat sebab hasilnya pasti terpuji. Sementara itu, jalan menuju neraka penuh dengan hal-hal berbau syahwat yang disenangi jiwa. Ada yang haram dan ada pula yang mubah (boleh) namun berlebihan dan melampaui batas. Karena itu, sebagai muslim harus bersabar; jangan sampai berbuat maksiat meskipun jiwa cenderung melakukannya. Sebab, akhir daripada kemaksiatan adalah kerugian.

Ketaatan memang terasa berat bagi jiwa sebab ia pahit dan tak terlihat manisnya, sedangkan kemaksiatan terasa ringan dilakukan karena ia terasa manis dan tak terlihat rasa pahitnya.

Bila laki-laki menggunakan gadget untuk melihat wanita yang bukan muhrimnya (yang tidak halal) dan wanita menggunakan untuk melihat laki-laki (yang tidak halal juga) serta perilaku keji lain, maka hal ini termasuk perilaku zina, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam Shahih Muslim (hadits no. 6754) yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Telah ditentukan atas anak Adam (manusia) bagian zinanya. Ia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina kedua mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang (wanita yang bukan mahram), zina kaki adalah melangkang, zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan semua itu.”

Fitnah yang ditimbulkan gadget sangatlah besar dan berbahaya sebab ia ada dalam genggaman orang dewasa maupun anak kecil; ada di rumah mereka siang dan malam. Kepedulian para ayah, ibu dan siapa saja yang mempunyai kekuasaan khusus terhadap keselamatan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab mereka dari penyalahgunaan ponsel (untuk tujuan buruk), adalah wajib ‘ain berdasarkan firman Alloh ‘Azza wa Jalla:

يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At Tahrim: 6)

Juga sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kalian. Seorang imam (kepala negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang laki-laki (kepala rumah tangga) adalah pemimpin dalam keluarganya dan ia akan ditanyai tentang kepemimpinanya.” (Hr. Bukhari, no 893 dan Muslim, no: 4724 dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma)

Mudah-mudahan Alloh memberikan taufiq kepada kaum muslimin untuk mengerjakan semua kebaikan, di mana pun mereka berada, baik pemerintah maupun rakyatnya, laki-laki maupun perempuan, yang besar maupun yang kecil. Juga menjaga mereka dari semua bentuk keburukan yang tampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Memperkenankan doa.

Dan semoga Alloh senantiasa melimpahkan sholawat, salam, dan berkah kepada Nabi kita Muhammad berserta keluarga dan para sahabatnya.

***

Madinah, 10 Shafar 1438 H

Disadur dari ihdzaruu ‘ama bashaa’irikum wa abshaarikum bi an nazhar fii al jawwaalaat wa syibhuhaa ayyuhal muslimun karya Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama