Ary Media - Seorang teroris sedang lakukan aksi bom bunuh diri dengan membawa harapan ia bisa mati sahid. Dan ia juga kelewat yakin pasti masuk surga.
Tapi begitu "boom...!!" bom meledak dan ia pun benar-benar mati, dengan sangit pastinya. Entahlah, sahidnya masih belum terkonfirmasi. Akhirnya rokhnya bingung, kelabakan kesana-kemari berusaha mencari surga yang diidamkan dan tak kunjung ia menemukannya. Lalu ia ketemu dengan Malaikat.
"Sampeyan Malaikat, ya..?!" tanyanya.
"Iya, betul saya Malaikat. Kamu siapa kok gosong begitu?" jawab Malaikat yang kemudian balik tanya.
"Aku teroris, yang kemarin habis ngebom Gereja." jawab si Teroris memperkenalkan diri.
"Terus, kenapa kok kamu kelabakan dan bingung seperti itu?" tanya Malaikat lagi.
"Ku lagi nyariin surga. Dulu guruku bilang bahwa teroris mati sahid, pasti masuk surga dengan diiring sama bidadari-bidadari rupawan." jawab Teroris ke-PeDe-an.
Malaikat mulai geregetan mendengar itu dan kemudian bertanya, "Apa gurumu juga sudah mati? Sudah masuk surga?"
"Belum. Guruku masih hidup." jawab Teroris.
Kali ini Malaikat yang tadinya cuma geregetan jadi mulai marah.
"Lha kok goblok kamu! Kalau teroris sudah pasti di jamin masuk surga, harusnya gurumu yang pingin mati duluan! Bukannya malah kamu yang keburu nafsu rela mati gosong karena iming-iming surga plus bidadari!" sergah Malaikat dengan membentak.
Si Teroris makin bingung. tapi itu cuma sesaat saja karena kemudian perlahan kesadarannya mulai terbuka dan membenarkan apa yang dijelaskan Malaikat. Kini ia mulai merasa takut dan juga sedih, sebab surga plus bidadari yang diidamkannya ternyata belum atau bahkan bukan rezekinya. Ia benar-benar menyesal mengingat itu.
Melihat muka gosong Si Teroris yang tiba-tiba bercampur kesedihan dan penyesalan itu, Malaikat menurunkan nada bicaranya.
"Makanya ya, Mas. Punya otak itu dibuat mikir...! Gusti Alloh Kasih akal itu agar manusia bisa mikir dan bisa tahu mana yang benar mana yang bathil. Bukan malah sampeyan biarkan dicuci oleh Gurumu yang otaknya sendiri somplak! Menyesal sampeyan sekarang, kan...?" ujar Malaikat.
"Iya, sekarang saya benar-benar menyesal Malaikat." jawab Teroris dengan lirih dan terisak.
"Makanya, cari guru itu yang jelas, yang bener. Jangan yang penting jenggotnya panjang, jidatnya item, langsung sampeyan percayai jadi guru begitu saja. Berguru itu pada ulama' apa kyai yang memang bener-bener paham ilmu agama, bener-bener paham kitab beserta maknanya.
Berguru kok pada ustadz karbitan!" jelas Malaikat.
"Lha terus sekarang saya harus gimana, Malaikat? Bagaimana dengan nasib saya selanjutnya..?" tanya Teroris penuh rasa khawatir.
Dengan berat hati yang dibuat-buat Malaikat pun menjawab, "Ya udah, ku anter kamu ke Neraka sekarang. Yang anteng sampeyan disono, ya..! Dan ingat.., jangan sampeyan bom juga tuh neraka...!
😀😀😀
Ide cerita dan gambar dari postingan Facebook Gus Abbas Wahid. Kunjungi